Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Workshop dan Verifikasi Perusahaan Peserta Export Coaching Program (ECP) Wilayah Jawa Barat, Senin (21 April).
Kepala PPEJP, Sugih Rahmansyah hadir memberikan paparan tentang Program Peningkatan Ekspor Melalui Export Coaching Program kepada peserta yang hadir.
Menurut Kepala PPEJP, periode Februari 2024—Februari 2025, neraca perdagangan non migas Indonesia mengalami surplus senilai USD 4,84 miliar.
Menurut data, 90% UMKM di ASEAN berasal dari Indonesia dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 60,51% serta menyerap tenaga kerja sangat signifikan.
Turut hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muhamad Nur serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Nining Yuliastiani.
Di Jakarta, Ketua Tim Multimedia dan Database PPEJP, Titi Nur Izzati memaparkan tentang peran UMKM dalam ekspor.
Titi menjelaskan, untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan ekspor, PPEJP memberikan pendampingan ekspor kepada UMKM melalui ECP yang bertujuan membantu UMKM dalam pembuatan export market plan, penentuan harga ekspor, pencarian data buyer yang valid, negosiasi dengan buyer potensial serta tata cara transaksi ekspor yang aman.
Saat ini, Kementerian Perdagangan mempunyai 3 program utama, yaitu Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan UMKM BISA (Berani, Inovasi, Siap, Adaptasi) Ekspor.
Program ECP menjadi jembatan penting untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di pasar global. Dengan pendampingan yang terstruktur dan fokus pada praktik ekspor, diharapkan semakin banyak UMKM yang mampu menembus pasar internasional dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.